Cerita Seks ABG Cantik Diperkosa 3 Pria Dewasa


Simungilmanja ~ Saat liburan di desa musimnya saat itu musim hujan, Yanti berteduh di sebuah rumah yang ada terasnya, Yanti pun melihat kejadian yang mana ada seorang pria yang dipukuli oleh beberapa orang, Tiba tiba pintu rumah tersebut terbuka dan menyentak Yanti untuk segera masuk kedalam rumah, seorang pria yang berbadan kekar menyeret tubuh Yanti memaksa untuk masuk kedalam.

Pria berambut kucir itu segera membekap mulut gadis itu dan meminting tangannya ke belakang agar tidak berteriak lagi.

“Siapa nih !?” tanya Bodak pada pria itu.

“Dia ada di halaman samping Bos, waktu saya panggil dia lari…dia pasti udah liat semuanya” jawab pria itu.

“Ngapain lu disini hah !?” bentak Bodak.

“Mmhh…saya…saya cuma lewat mau pulang ke vila, tapi hujan tambah besar jadi saya kepaksa berteduh dulu…tolong lepasin saya, bener saya ga liat apa-apa!” jawab gadis itu ketakutan, matanya yang indah mulai berkaca-kaca.

“Bohong Bos, dia pasti udah denger dan liat semuanya!” potong si rambut kucir, “untung tadi saya sigap”

“Gimana nih Bos sekarang?” tanya Iwan menunggu perintah.

Bodak mengelus-elus dagunya yang berjenggot kambing itu sambil memandangi gadis itu. Usianya masih muda sekitar awal 19 tahunan, dari penampilannya sepertinya ia seorang mahasiswi.

Parasnya sungguh cantik dengan rambut hitam yang lurus dan panjang, tubuhnya yang langsing dibungkus oleh kaos hitam tanpa lengan dilapisi cardigan pink untuk melindungi dari udara malam serta bawahan berupa celana pendek longgar yang menggantung sejengkal di atas lutut sehingga memperlihatkan pahanya yang jenjang dan mulus. Pakaian dan rambutnya agak basah terkena hujan, nampaknya ia memang bermaksud berteduh.

“Siapa nama lu manis?” tanya Bodak mendekati dan mengelus pipi gadis itu.

“Kalau ditanya jawab hah ! Siapa nama lo !?” bentaknya melihat gadis itu terdiam ketakutan.

“Saya…Yanti, tolong lepaskan saya, saya gak akan bilang siapa-siapa” ibanya tanpa bisa menahan air matanya yang menetes membasahi pipi.

“Yanti heh, nama yang indah, seindah rupanya hahaha!” Bodak mengangkat dagu gadis itu, menatapi wajah cantik itu sambil tertawa disambut tawa kedua anak buahnya.

Rabaan Bodak dari pipinya merambat turun ke leher, bahu, hingga akhirnya payudara kiri Yanti.

“Jangan…jang…eemmhphp!” jeritan Yanti langsung terhambat karena si pria berkucir kembali membekap mulutnya.

“Buka mulutnya Don, biar aja dia teriak…ayo teriak, ga akan ada yang denger suara lu, daerah ini sepi dan lagi hujan!” kata Bodak sambil tangannya mulai meremasi payudara gadis itu.

“Ayo kita nikmatin dulu cewek cantik ini, sayang kan yang bening gini lepas gitu aja…

“Siap Bos…kita juga kebagian kan, capek nih dari tadi mukulin melulu hehehe!” Iwan nampak antusias dan tersenyum mesum, demikian pula Doni, temannya yang rambutnya dikucir itu.

“Hehe…emang Bos dingin-dingin gini paling enak ya ngentot!” sahut Doni yang tangannya mulai ikut menggerayangi tubuh Yanti.

“Hentikan! Jangan lakukan itu!” jerit Yanti sambil meronta berusaha melepaskan diri, namun tenaganya bukanlah tandingan kedua pria itu yang telah menghimpit tubuhnya.

Ia menggeleng-gelengkan kepalanya menghindari Bodak yang hendak melumat bibirnya, sementara tangan-tangan kasar mereka sudah bergerilya di tubuhnya. Dalam satu kesempatan ketika kuncian Doni mengendur karena sibuk menggerayangi tubuhnya

Yanti berhasil menendang perut Bodak dengan lututnya sehingga pria itu terhuyung ke belakang sambil mengaduh memegangi perutnya. Gadis itu buru-buru lari ke arah pintu, namun baru saja beberapa langkah sebuah tangan menariknya ke belakang.

Iwan yang baru saja mengencangkan ikatan Julian  dan mengikat mulutnya, rupanya bertindak cukup sigap. Ia berhasil menggapai cardigan gadis itu, menariknya hingga lepas dari tubuhnya. Sesaat kemudian gadis itu sudah berada dalam dekapannya.

“Bajingan! Lepaskan saya!” jerit Yanti memakinya.

“Huehehe…mau kemana Yan…emmhh…uuh!” Iwan memperkuat dekapannya sambil berusaha menciumi leher dan tenguk gadis itu.

“Plak! Aawww!” rintih Yanti ketika telapak tangan Bodak yang marah mendarat di pipinya.

“Diam perek!” bentaknya.

Air mata gadis itu makin mengucur membasahi pipinya ketika tangan Bodak membetot keras kaosnya hingga robek. Mata ketiga pria bejat itu melotot melihat buah dada gadis itu yang masih terlindung di balik bra kremnya. Tubuh Yanti bergetar saat Iwan menyusupkan tangannya ke balik branya dan mulai meremas payudaranya dengan kasar, jarinya sesekali menjepit dan memelintir Putingnya.

“Wuih…ini bener-bener mantep Bos, montok bener!” celoteh Iwan.

Yanti semakin menangis mengiba dan menjerit ketika Bodak menarik lepas branya. Terlihat dua buah payudara Yanti yang bulat dan masih kencang.

“Wow…kenceng bener tetek lo Yan !! Enak tuh klo kita remes dan isep-isep. Hahahaha……”. “Liat Putingnya juga masih kecil. Nanti gw bikin keras dan mancung biar lebih seksi” celoteh Bodak.

“Jangan nangis sayang, kita kan mau bersenang-senang. Hahaha….!” kata Bodak sambil meremas payudaranya, “yang gini nih yang gua suka, bener-bener seger!”

“Ayo Yan, abang bisa kok bikin Non Yanti kejang-kejang keenakan huehehehe!” Doni mendekatinya dan mulai menggerayangi tubuh atasnya yang sudah topless.

Desahan gadis itu di sela-sela tangisannya membuat ketiga pria bejat yang mengerubunginya semakin bernafsu. Tangan Doni kini merambat turun ke bawah, menyusup masuk ke pinggang celana pendek yang dikenakan gadis itu.

Yanti merasakan tangan kasar pria itu menyentuh permukaan vaginanya, jari-jarinya mengelusi bibir vaginanya. Tubuhnya menggelinjang ketika jari-jari itu menyusup ke vaginanya dan mulai bergerak keluar masuk menggeseki dinding vaginanya. Pada saat yang sama, Bodak menundukkan badannya dan melumat payudara Yanti dengan gemas.

“Mmhhh…lepaskan…aaahhh-aaaaahh….jangan!” ia mulai mendesah tak tertahankan.

Iwan menyibakkan rambut panjang gadis itu ke kanan agar bisa menjilati dan mencupang leher sebelah kirinya. Lidah Iwan yang kasar dan basah itu menyapu telak kulit lehernya membuat bulu kuduk gadis itu merinding.

Mereka lalu menyeret tubuh Yanti dan membaringkannya di atas sebuah meja kayu di ruangan itu. Bodak yang mengambil posisi di antara paha gadis itu menarik lepas celana pendek berikut dalamannya. Kini vagina Yanti yang ditumbuhi bulu-bulu hitam lebat terekpos sudah membuat mata ketiga pria bejat itu nanar menatapinya.

“Wah…gua suka yang kaya gini, jembut lebat, bibirnya rapet!” sahut Bodak sambil meraba kemaluan gadis itu yang sudah agak basah karena dipermainkan Doni tadi.

Ia lalu menusukkan jari tengahnya ke liang vagina Yanti sehingga tubuh gadis itu mengejang dan jeritan kecil keluar dari mulutnya. Dengan gemas Bodak memutar-mutar jarinya mengobok-obok vagina gadis itu. Tanpa bisa tertahankan Yanti menggelinjang, ia memohon agar mereka tidak meneruskan perbuatannya sambil diiringi desahan-desahan yang justru membuat mereka semakin nafsu.

Baca Juga : Cerita Seks Kupelihara Bispak Dikost Ku

Sementara Doni dan Iwan juga tidak tinggal diam, mereka ikut menggerayangi tubuh mulus Yanti yang sudah terbaring tak berdaya. Iwan mencaplok payudara kiri gadis itu dan mengemut-emutnya, dihisap dan digigitinya Puting susu itu hingga pemiliknya semakin menggelinjang dan mendesah tak karuan.

Yanti menggeleng-gelengkan kepalanya ketika Doni hendak menciumnya, tapi reaksinya malah membuat pria itu tertawa-tawa lalu menjenggut rambut panjangnya, lidahnya langsung menyapu pipinya yang halus lalu menempel pada bibir tipis gadis itu. ‘eeemmhhh….eemmm!’ Yanti mengatupkan mulutnya menolak diciumi Doni, namun rangsangan pada sekujur tubuhnya membuatnya tak tahan untuk tidak mendesah, Doni sendiri saat itu juga aktif menggerayangi lekuk-lekuk tubuh gadis itu.

Mulut Yanti yang tertutup pun kian mengendur hingga akhirnya Doni berhasil memasukkan lidahnya ke mulut gadis itu dan mencumbuinya dengan liar. Lidah Doni mengais-ngais mulut Yanti dan menyapu rongga mulutnya, ludah mereka saling bertukar dan tanpa sadar Yanti pun mulai ikut memainkan lidahnya beradu dengan lidah pria itu karena libidonya semakin naik tanpa dapat ia kendalikan.

‘Eeenngghhh!’ lenguh gadis itu di tengah percumbuannya karena merasakan ada benda hangat basah menyentuh bibir vaginanya. Ia menggerakkan bola matanya melirik ke bawah sana dimana Bodak tengah membenamkan wajahnya agar dapat melumat vaginanya.

Sensasi geli segera timbul dari bawah sana menjalar ke syaraf-syaraf kenikmatan di tubuhnya dan membuat birahinya semakin naik tanpa dapat ia kendalikan. Lidah Bodak menyapu telak bibir vaginanya lalu menyusup masuk menggelitik dinding bagian dalamnya.

“Uuuummhh…gurih, bener-bener hoki kita hari ini bisa nikmatin yang sedap gini hahaha!” celoteh Bodak di tengah lumatannya terhadap kewanitaan Yanti.

Dengan dua jari ia membuka bibir vagina gadis itu semakin lebar sehingga menampakkan warna merah merekah. Sementara Iwan terus menjilati kedua payudaranya secara bergantian, sebentar saja kedua gunung kembar itu sudah basah oleh ludahnya, bekas gigitan memerah juga tampak pada beberapa bagian.

Setelah hampir lima menit bercumbu, Doni melepaskan mulutnya dari Yanti. Gadis itu bernafas terengah-engah sambil terisak dan mendesah. Belum terlalu lama ia mengambil udara segar Donii sudah menarik rambutnya sehingga kepalanya kini terjuntai ke bawah di tepi meja dan pandangannya terbalik.

“Aaah…jangg….eeemmphhh…mm mm!” kata-katanya terbellus karena Doni menjejalkan penisnya ke mulut gadis itu.

Pria itu memaju-mundurkan penisnya pada mulut Yanti seperti menyetubuhinya, kedua kantung pelirnya menampar-nampar hidung gadis itu, aroma tak sedap segera menyergap hidungnya. Namun Yanti tidak punya pilihan lain selain beradaptasi mengisap penis di mulutnya. Tubuhnya menggelinjang-gelinjang di atas meja kayu itu tanpa dapat ditahannya.

Tangan-tangan kasar dan lidah-lidah para pria bejat itu terus merangsang tubuhnya. Di bawah sana, lidah Bodak menjelajah semakin dalam ke dalam vagina Yanti dan menemukan klitorisnya. Daging kecil yang sensitif itu digigitnya pelan dan dihisap-hisap, kontan Yanti pun semakin menggelinjang dan mendesah tak karuan dibuatnya.

“Eemmhhh….eemmmm!” dari mulutnya yang dijejali penis Doni terdengar desahan tertahan.

Sebentar saja Yanti merasakan vaginanya makin berdenyut-denyut hendak mengeluarkan cairan klimaksnya. Akhirnya…sseeeerrrr…cairan bening dan hangat itu meleleh dengan derasnya dibarengi dengan mengejangnya tubuh gadis itu. Dengan rakus, Bodak menyedot cairan itu seperti orang kehausan.

“Ssrruuuuppp…srrruupp…ini baru sip, hhmmm udah ga sabar gua jejelin kontol gua kesini!” kata Bodak setelah puas menyedot cairan kewanitaan Yanti.

Setelah itu ia buru-buru membuka celana dan mengeluarkan penisnya yang sudah mengeras lalu mengarahkan kepalanya ke belahan bibir vagina gadis itu yang sudah becek siap melakukan penetrasi. Saat itu Yanti yang masih mengulum penis Doni membelakkan mata merasakan sebuah benda tumpul menyeruak masuk ke vaginanya.

Bodak melenguh keenakan merasakan himpitan dinding vagina Yanti yang begitu sempit dan bergerinjal-gerinjal. Tak lama kemudian ia mulai mengocok penisnya keluar masuk, mula-mula pelan hingga frekuensi genjotannya main naik dan menimbulkan bunyi kecipak dari gesekan alat kelamin mereka dan cairan dari vagina gadis itu.

Tubuh Yanti tergoncang-goncang, demikian pula sepasang payudaranya sehingga nampak makin menggemaskan, sepasang gunung kembar itu tidak pernah lepas dari tangan dan mulut mereka.

“Hhuuuhh…seret banget…uuhh…ini baru top !” sahut Bodak sambil menyetubuhi Yanti semakin liar.

“Sepongannya juga sip Bos…edan kaya diisep-isep nih!” timpal Doni yang penisnya sedang dioral oleh gadis itu.

“Gantian dong Don, gua juga pengen nyicipin, kayanya enak tuh ya!”

Doni mempersilakan Iwan mengambil posisinya karena ia sendiri tidak ingin buru-buru keluar sebelum menikmati hidangan utamanya yaitu mencoblos vagina gadis itu. Pria berambut cepak itu segera meraih kepala Yanti, gadis itu sempat mengambil udara segar sebentar dan sedikit terbatuk-batuk sebelum akhirnya mulutnya kembali dijejali penis, kali ini oleh Iwan, pria itu memegangi kepalanya sehingga kini kepala gadis itu tidak lagi terjuntai terbalik yang membuatnya tidak nyaman.

“Sudah…saya moh…hhhmmmhh!” Irwan memasukkan penisnya dengan paksa ke mulut gadis itu dan memotong kata-katanya.

Iwan mendesah nikmat merasakan mulut gadis itu memanjakan penisnya dengan ludahnya yang hangat dan lidahnya. Yanti nampak kewalahan karena penis Iwan diameternya lebih lebar daripada milik Doni. Dengan susah payah Yanti mencoba menggerakkan lidahnya menyapu kepala penis itu.

“Uuuhh…mantap Yan, yah…jilatin terus…emuttt!” desah pria itu sambil meremasi rambut Yanti.

Doni menarik kursi ke dekat meja itu lalu duduk di atasnya, ia mengamat-amati tubuh mulus Yanti yang sudah mulai berkeringat dan mengelusinya dengan kagum. Lidahnya terjulur keluar menjilati wilayah Puting gadis itu sementara tangannya yang satu meremasi payudaranya yang sebelah.

Di sisi lain, Bodak semakin cepat menggoyangkan pinggulnya menyodok-nyodok vagina Yanti dengan penisnya. Mulut pria itu menceracau tak karuan hingga akhirnya melenguh panjang, ia menekankan penisnya dalam-dalam ketika mencapai klimaks.

Akhirnya setelah belasan menitan menggarap Yanti, Bodak tidak bisa lagi menahan keluarnya spermanya yang mengisi vagina gadis itu. Pada saat hampir bersamaan, Yanti pun kembali berorgasme, nafasnya mendengus-dengus, erangan tertahan terdengar dari mulutnya yang tengah dijejali penis, tubuh telanjangnya hanya bisa menggelinjang-gelinjang menyebabkan dadanya makin membusung dan membuat Doni yang sedang menyusu semakin bernafsu dibuatnya.

Terdengar suara ‘plok’ saat Bodak menarik lepas penisnya dari vagina Yanti, liang vagina gadis itu ternganga selama beberapa saat sebelum menutup kembali, cairan orgasmenya meleleh keluar dari liang itu bercampur dengan cairan kental berwarna putih susu membasahi selangkangan dan meja di bawahnya.

“Ayo siapa mau coba nih!” sahut Bodak seusai melampiaskan nafsunya.

“Gua Boss…gua dah konak nih dari tadi!” Doni buru-buru mengambil posisi di antara kedua paha Yanti, “eh, wan…turunin dulu dong, gua mau gaya doggy nih, biar lebih enak!”

Iwan yang sedang asyik menikmati penisnya dikulum membantunya menurunkan tubuh gadis itu ke lantai. Yanti berusaha beringsut untuk menjauh dari mereka, namun ia harus pasrah mendapati kenyataan bahwa tubuhnya sudah terlalu lemas untuk itu, belum lagi ditambah rasa nyeri pada vaginanya yang baru saja dibombardir penis Bodak.

Doni mengatur tubuh Yanti menungging di lantai kayu itu dengan bertumpu pada kedua lutut dan siku tangannya. Tak lama kemudian kepala penisnya sudah membelah vagina gadis itu.
“Aaaahhhahh…saaakit!” Yanti mendesah lirih, “Aaaahhkk!!” Doni menyentakkan pinggulnya kuat-kuat setelah penisnya menancap setengahnya hingga benda itu melesak masuk dan gadis itu menjerit.

Tanpa memberi kesempatan pada gadis itu untuk beradaptasi, Doni menyodok-nyodokkan penisnya dengan buas. Nampak sepasang payudara Yanti terayun-ayun seirama goncangan tubuhnya menciptakan suasana yang semakin erotis.

Tangan kiri Doni meraih payudara itu dan meremasinya sambil terus menyodoknya dari belakang. Erangan Yanti semakin keras, matanya merem-melek, secara refleks ia juga turut menggerakkan pinggulnya mencari kenikmatan. Bodak dan Iwan tertawa-tawa melihat reaksi gadis itu.
“Hahaha…tuh kan jadi ketagihan, tadi nangis-nangis minta dilepasin sekarang malah pengen dientot !” ejek Bodak.

“Biasa Bos…belum tau enaknya dia hahaha!” timpal Iwan.

Sodokan Doni semakin cepat, lenguhannya bercampur dengan erangan Yanti memenuhi ruangan itu, ditambah lagi dengan bunyi tumbukan alat kelamin mereka, ‘plok…plok…plok!’. Sementara itu, Julian yang terikat tak berdaya hanya bisa menyaksikan gadis itu diperkosa tanpa bisa berbuat apa-apa.

Sebenarnya ia merasa sangat kasihan dan ingin menolongnya, namun apa yang dapat diperbuatnya? bahkan nasibnya sendiri sedang di ujung tanduk. Secara naluriah, ia sendiri terangsang melihat gadis secantik Yanti diperkosa massal oleh ketiga bajingan itu, tanpa dapat ditahan penisnya pun mengeras karenanya.

“Oooohh…oohhh…enak kan Yan…seretnya!” ceracau Doni yang terus menggenjoti gadis itu dan meremas-remas payudaranya.

“Ditanya jawab yah!! Enak gak Yan !!” Doni menjambak rambut panjang gadis itu hingga kepalanya menengadah.

“Aduuhh….aaahhh…iyah enak…saaakit, jangan ditarik gitu….aaaaahh!” rintih Yanti yang wajahnya semakin berlinang air mata.

Ketiga pria bejat itu tertawa-tawa, ejekan-ejekan yang melecehkannya terus keluar dari mulut mereka.

“Ayo Don…bikin non Yanti kelepek-kelepek hahaha!” kata Iwan.

Merasa tertantang Doni semakin mempercepat sodokannya pada vagina gadis itu. Hingga akhirnya tak lama kemudian pria itu semakin melenguh-lenguh, frekuensi genjotannya semakin cepat dan remasannya pada payudara gadis itu semakin keras.

Desahan Yanti bercampur dengan rintihan kesakitan. Dengan satu lenguhan panjang, preman berkuncir itu menancapkan penisnya dalam-dalam dan melepas orgasme. Untuk kedua kalinya vagina Yanti terisi dengan sperma, ia dapat merasakan kedutan-kedutan penis pria itu dan cairan pejunya yang hangat memenuhi rahimnya. Ketika Doni mencabut penisnya nampak cairan spermanya bercampur cairan kewanitaan gadis itu membentuk untaian sepanjang lima centian.

“Nih…bersihin!” perintah Doni menarik rambut Yanti dan mendekatkan penisnya yang belepotan ke bibir gadis itu.

Yanti pun melakukan yang diperintahkannya, penis itu ia jilati dan kulum, cairan-cairan yang berlumuran disana dijilatinya hingga bersih sampai sisa-sisa sperma pun dihisapinya.

“Hhheessshhh…ngisepnya jago juga lu Yan, dah pengalaman ya!?” komentar Doni

“Lu perek yang suka beroperasi di puncak ya Yan, hahaha!” ejek Iwan membuat kupingnya memerah.
“Husss…yang bener aja lu wan perek disini mana ada yang bening gini, biasanya item-item kaya babu gitu hehehe” sahut Bodak.

Yanti merasakan tubuhnya luluh lantak sehingga ia harus bersandar pada kaki meja menopang tubuhnya, namun ia masih merasakan kurang karena bersama Doni tadi ia hampir mencapai klimaks namun pria itu sudah lebih dulu klimaks dan menarik lepas penisnya.

Sekarang giliran Iwan mencicipi tubuhnya, pria cepak bertubuh besar itu mendekapnya, lalu duduk di kursi dan menaikkan gadis itu ke pangkuannya dalam posisi memunggungi.

“Angkat badan lu dikit manis!” perintah Iwan di dekat telinga Yanti, “buka memek lu terus masukin nih kontol gua”

Orgasme yang tidak kesampaian membuat Yanti menikmati persetubuhan itu. Ia mengangkat tubuhnya sedikit, tangan kanannya membuka lebar-lebar bibir vaginanya dan yang kiri menggenggam penis Iwan yang berurat, mengarahkannya memasuki liang senggamanya.

Ia mulai menurunkan tubuhnya pelan-pelan setelah dirasanya kepala penis itu menyentuh bagian tengah vaginanya. Desahannya mengiringi proses penetrasi penis itu. Berkat cairan kewanitaan yang telah membanjiri vaginanya, penis besar Iwan lebih mudah memasuki vaginanya, namun tetap saja rasa ngilu mengiringinya karena vaginanya sudah sejak tadi digempur.

Iwan lalu memutar wajah Yanti dan melumat bibirnya. Yanti membalas permainan lidah pria itu sambil beradaptasi dengan penis yang menyesaki vaginanya itu. Tanpa disuruh, Yanti mulai menggerakkan tubuhnya naik turun tanpa melepas percumbuannya dengan preman itu.

Kedua tangan kasar Iwan terus bercokol pada payudara gadis itu, meremasi, memilin atau mencubiti Putingnya. Goyangan tubuh Yanti kian cepat, mulutnya juga semakin menceracau menahan nikmat. Bodak yang mulai bernafsu lagi mendekati mereka, ia meraih kepala Yanti dan menjejali mulut gadis itu dengan penisnya.

Doni juga tidak membiarkan tangan gadis itu yang nganggur, ia menggenggamkan penisnya pada tangan gadis itu dan memintanya untuk mengocok. Sambil menikmati vagina Yanti, Iwan mencium dan menjilati leher jenjangnya, sementara tangannya bergerilya menggerayangi lekuk-lekuk tubuh yang mulus itu. Tanpa dapat ditahan Julian yang terikat di kursi juga terangsang melihat adegan itu, tak terasa penisnya juga mulai basah karenanya.

“Eeemm…eemmmm…uuhh... oohhh!” suara desahan Yanti yang tertahan oleh penis Bodak.

Ia merasakan penis itu semakin bertambah keras di mulutnya. Bodak tidak lagi memegangi kepalanya, Yanti menggenggam sendiri penis itu sambil memaju-mundurkan kepalanya dan mengulum-ngulum benda itu.

Sementara tangannya yang satu sedang mengocok penis Doni dengan kecepatan sedang disertai pijatan membuat pria itu melenguh menahan nikmat. Tak lama kemudian mengeluarkan penis Bodak dari mulutnya dan ganti mengoral penis Doni.

“Bagus…sekarang udah nurut ya! Udah ketagihan kontol rupanya” kata Doni.

Tanpa mempedulikan komentar-komentar yang merendahkannya itu, Yanti terus mengulum dan mengocoki penis Bodak dan Doni sambil menaik-turunkan tubuhnya. Lidahnya menyapu kepala penis Donii dan menggelitik lubang kencingnya membuat pria itu semakin tak tahan hingga tak lama kemudian…croot…ccroot…diiringi lenguhan panjang Donii mengeluarkan spermanya di mulut gadis itu.

“Uuoohh…enakhh!” lenguhnya sambil memegangi kepala gadis itu, “isep Yan…isep kuat…minum peju gua!

Yanti gelagapan namun mau tidak mau ia harus menghabiskan cairan peju yang tertumpah di mulutnya itu, baunya sungguh tajam dan kental, sebagian cairan itu meleleh di sudut bibirnya karena yang keluar cukup banyak.

Ia terpaksa menelan cairan peju kental itu agar tidak terlalu terasa di mulutnya, selain itu juga dihisapinya penis Doni yang semakin menyusut itu dan dihisapi sisa-sisa spermanya hingga pria itu akhirnya mencabut penisnya dengan puas.

Baru sebentar penis Doni lepas dari mulutnya, Bodak yang penisnya sedang sedang dikocok olehnya juga mencapai klimaks. Penisnya berkedut-kedut dan menyemprotkan isinya ke wajah cantik gadis itu. Pria itu tersenyum puas setelah berejakulasi di wajah gadis itu. Sperma di wajah Yanti turun hingga mengenai payudaranya yang bulat padat.

“Mulutnya dibuka!” perintahnya, ia lalu mengarahkan penisnya ke mulut Yanti sehingga cipratan spermanya masuk ke mulut gadis itu.

Kembali mulut Yanti dijejali penis, kali ini oleh Bodak yang memintanya mengisap dan membersihkan miliknya itu dari sisa-sisa sperma. Mereka tertawa-tawa melihat keadaan Yanti dengan wajah telah belepotan sperma.

“Hehehe…gitu lebih cantik Non, lumayan tuh buat krim wajah, jadi tambah cantik!” ejek Doni.

Terlihat sekali Yanti menikmati perkosaan atas dirinya itu, tubuhnya sudah dikuasai dorongan seksual tanpa menghiraukan cemoohan ketiga pemerkosanya itu. Ia meliuk-liukkan tubuhnya sehingga penis besar Iwan semakin mengaduk-aduk vaginanya.

“Uuuhh…ngehek…mau keluar nih…eerrrhhhh!!” geram Iwan sambil menurunkan tubuh Yanti dan bangkit dari kursi tanpa melepas penisnya yang tertancap.

Yanti segera menumpukan kedua tangannya pada tepi meja di dekatnya, persetubuhan itu berlanjut dengan posisi si pria menyodoki dari belakang sambil berdiri dan si wanita berdiri nungging dengan bertumpu pada bibir meja di depannya.

Dengan posisi demikian Yanti merasakan penis Iwan menyodok semakin dalam dan semakin kencang. Desahan Yanti semakin menjadi-jadi, mulut gadis itu membuka bulat dan mengeluarkan desahan yang susul menyusul dengan lenguhan pria itu.

“Aaahh…aaaakkhh…ooooouuhh!” Yanti mengerang sekuat tenaga seiring dengan ledakan orgasme yang seakan meledakkan tubuhnya dari dalam.

Tubuhnya mengejang dengan dahsyat, vaginanya semakin becek dan semakin kuat mencengkram penis Iwan yang juga sudah mau meledak. Pria berambut cepak itu pun akhirnya tak tahan lagi, dengan satu dorongan keras dilesakkannya penisnya dalam-dalam pada vagina Yanti.

“Uuuhhhh Ooohhh!” Iwan mendesah nikmat sambil menumpahkan spermanya mengisi vagina gadis itu.

Pria itu meresapi orgasme itu dengan memeluk tubuh mulus itu merasakan kehangatan tubuh gadis itu menyatu dengan tubuhnya. Tangannya meremasi payudara gadis itu dan mulutnya menciumi tenguk dan pundaknya.

“Wah…gua konak lagi nih, sini Non sama abang lagi!” Doni yang penisnya mulai mengeras lagi meraih lengan Yanti begitu Iwan melepaskan dekapannya.

Tubuh Yanti saat itu demikian lemah lunglai setelah mengalami orgasme panjang bersama Iwan, namun Doni sepertinya tidak terlalu mempedulikannya. Pria itu duduk selonjoran di lantai dan mendudukkan gadis itu di selangkangannya.

“Aaaaaahhh aahhhh!!” desah Yanti merasakan vaginanya kembali dimasuki penis.

“Yah Non…turun terus, masuk nih…uuuuhhh gitu!” Doni merasakan nikmat penisnya terjepit himpitan vagina gadis itu.

Pria itu menyentakkan pinggulnya ke atas setelah lebih dari setengah batang penisnya melesak ke vagina Yanti, akibatnya tubuh gadis itu pun ikut tersentak dan jeritan kecil keluar dari mulutnya tanpa tertahankan.

“Goyang Non!” perintah pria berkuncir itu.

Yanti pun mulai menaik-turunkan tubuhnya. Doni menikmati goyangan gadis itu sambil mengenyoti dadanya yang kanan. Tangannya menjelajahi kemulusan tubuh gadis itu. Lima menit kemudian Bodak mendekati mereka dan mendorong punggung gadis itu ke depan sehingga pinggulnya lebih menungging.

“Lubangnya masih ada kan, gua sekarang mau nyoba lubang yang ini nih!” kata Bodak sambil mencucukkan jarinya ke dubur Yanti.

“Aaaaahh…jangan, jangan disitu!” Yanti mengiba ketika pria itu mulai mengarahkan penisnya ke lubang belakangnya.

Doni memegangi lengan Yanti yang meronta-ronta sementara Bodak terus menekan penisnya memasuki anus gadis itu. Yanti merintih menahan sakit merasakan lubang belakangnya dimasuki paksa oleh penis pria itu. Jari-jari pria itu sudah lebih dulu memasuki lubang itu untuk membuka jalan bagi penisnya.

“Aaaaww….sakkiitt…aarrhh! ” mata Yanti membelakak dan mulutnya menjerit merasakan nyerinya anal seks secara paksa itu.

“Uuuggh…sempitnya!” lenguh Bodak mengomentari lubang dubur Yanti yang jauh lebih sempit dari vaginanya.

Penis kedua pria itu menyodok-nyodok kedua lubang Yanti seperti mesin saja. Julian yang terikat di kursi sempat bertatap mata dengan gadis malang yang sedang diperkosa itu. Ia melihat beban penderitaan yang sangat berat pada mata gadis itu, dari tatapan matanya seolah ia ingin meminta tolong pada dirinya.

Simpati, kasihan, marah, dan terangsang bercampur-baur dalam hatinya. Ia benar-benar muak dengan kebiadaban para begundal itu, mereka seolah tidak cukup menyiksa dirinya, tapi juga menzalimi orang lain yang tidak tahu apa-apa mengenai masalah ini.

Giginya gemertak dan tangannya mengepal keras, seandainya saja ia mampu melepaskan ikatan, ingin rasanya menghajar ketiga pria amoral itu dan membebaskan gadis itu. Tidak tahan terus menyasikan, ia hanya dapat memalingkan wajah atau memejamkan mata tidak tahan melihat kebiadaban itu.

Kini Iwan juga maju, ia mengangkat wajah gadis itu dan menyuruhnya mengoral penisnya yang mulai bangkit lagi. Pria itu dengan paksa menjejali mulutnya dengan penis sehingga membuat Yanti tersiksa karena gelagapan.

Sambil menahan nyeri pada duburnya yang sedang dibombardir Bodak, vagina yang sedang dipompa, ia mulai menjilati penis Iwan yang dimasukkan ke mulut Yanti. Doni yang sedang memompa vagina Yanti memegang kedua lengan Yanti dan merapatkannya.

Bodak yang sedang menggenjot anus Yanti dengan kasarnya dia memilin dan meremas2 kedua payudara Yanti yang bulat dan padat tersebut. Sementara Iwan yang asik dioral oleh Yanti menelusupkan 2 jari kedua tangannya ke lipatan ketiak Yanti dari belakang dan mengocok2 didalamnya

“Eemmm…eengghhh..mmmhh!” desah gadis itu tertahan.QQ TERBAIK

Dengan diserangnya seluruh bagian sensitif tubuhnya, Yanti merasakan darahnya semaking berdesir, gelombang klimaks akan segera menerpanya kembali. Namun sebelumnya, Bodak sudah terlebih dulu orgasme karena sempitnya lubang belakang gadis itu. Ia melenguh panjang, menarik penisnya dan menyemprotkan spermanya membasahi punggung dan bongkahan pantat gadis itu.

Baru setelahnya, sekitar lima menit kemudian Yanti mencapai puncak kenikmatannya, tubuh mulusnya menggelinjang hebat di atas tubuh Doni, mulutnya mengeluarkan erangan panjang, tangannya mengocoki penis Iwan semakin cepat.

Kedua bawahan Bodak itu menurunkan tubuh Yanti dan menelentangkannya di lantai. Doni terus menggenjotnya sampai lima menit ke depan hingga akhirnya ia mencabut penisnya dan menumpahkan spermanya membasahi perut gadis itu. Tubuh Yanti semakin blepotan cairan peju itu setelah Iwan menuntaskan hajatnya dengan menyemburkan spermanya di wajah gadis itu.

Ketiga pria tak bermoral itu pun meninggalkan tubuh telanjang gadis itu terbaring lemas bersimbah keringat dan sperma. Mereka tertawa puas berhasil menikmati kehangatan tubuh Yanti. Mereka mulai memakai kembali pakaiannya.


Share:
Lokasi: Indonesia

1 komentar:

  1. Selamat malam bossku semua...
    Kamu Sering Kalah Main Judi?
    Sudah Tidak Jaman Lagi Kalah Main Judi
    Kami Hadir Dengan Inovasi Terbaru & Tercangih, Dengan Jackpot Yang Super Pasti & Gampang Untuk Menang Terus Di Setiap Hari .
    Transaksi Cepat, Aman & Terpercaya.
    Tersedia 7 Games Dalam 1 User ID :
    New Game ------>> GAME SAKONG
    Poker, Domino, Bandar Ceme, Capsa, Ceme Keliling, dan Live Poker
    Minimal Deposit Rp.15.000,-
    Minimal Withdraw Rp.15.000,-
    Promo Bonus Harian + Mingguan + Bulanan :
    - Bonus Deposit
    - Bonus Turn Over Harian 0.5%
    - Bonus Refferal 10% + 10%
    Untuk Informasi Lebih Lanjut Segera Hubungi CS Kami 24 Jam : www,royalqq,poker

    BalasHapus

Terima Kasih Sudah Mengunjungi Blog Saya, Silahkan Berkomentar Dengan Sopan ^_^

Blogroll

Diberdayakan oleh Blogger.

New Post

Cerita Sex Bercinta Dengan Bapak Kost

Cerita Sex Bercinta Dengan Bapak Kost -  Pagi itu kulihat Oom Pram bapak kost ku sedang merapikan tanaman di kebun, dipangkasnya daun-daun ...

Cari Blog Ini

Archive

[recent]