Cerita Seks Memuaskan 3 Cewek Yang Bernafsu Kuat

Simungilmanja ~ Kisah ini merupakan pengalaman pribadiku sendiri. Namaku Brian, umur 22 tahun waktu itu. Aku baru saja berkenalan dengan seorang gadis yang berumur 21 tahun. Aku bekerja di perusahaan swasta di Jakarta, sedang dia bekerja di sebuah Rumah Sakit swasta. Namanya Olivia.

Aku baru berkenalan dengannya sekitar 3 bulan. Waktu awal kenalan,aku tidak pernah mampir kerumahnya. Kami hanya bertemu diluar saja dan ngobrol-ngobrol saja. Tapi lantaran perasaan kami yang semakin akrab,maka suatu kali aku mampir juga kerumahnya, sekaligus berkenalan dengan keluarganya.

Olivia punya seorang ibu tiri yang umurnya sekitar 39 tahun dan dua orang kakak perempuan,yang tertua namanya Silvia, umurnya 27 tahun dan yang nomor dua namanya Eka umurnya 24 tahun. Walaupun ibunya ibu tiri, tapi sangat baik.

Mereka tinggal 3 orang satu rumah. Sedang kakaknya yang pertama sudah menikah, belum punya anak dan tinggal ditempat lain. Hubungan mereka sekeluarga sangat akrab. Keluarganya ramah terhadapku.

Waktu kedatanganku yang pertama aku cuma duduk diruang tamu. Kedatanganku yang selanjutnya aku sudah biasa aja dirumahnya. Aku sudah bisa masuk ke ruangan yang lainnya. Suatu kali aku masuk ke kamar Olivia, didalam kami ngobrol-ngobrol aja. Jarak antara kami makin dekat.

Kupegang tangannya, kemudian perlahan-lahan kudekatkan wajahku kepadanya. Kami saling berciuman. Kulumat bibirnya yang berwarna kemerah-merahan dan Oliv membalas ciumanku. Cukup lama kami berciuman dan aku tidak berani menyentuh bagian yang lain. Sehabis itu kami main menonton film.

Minggu berikutnya aku main lagi ke rumah Olivia. Waktu itu kakaknya yang no.2 yaitu Eka ada dirumah. Dia tidak masuk kerja. Setelah basa basi dengan kakaknya aku masuk kekamar Olivia. Didalam seperti biasa setelah kami ngobrol-ngobrol sedikit aku mendekati Olivia.

Kami kembali berciuman, aku meremas tangannya, kemudian ciumanku menyusuri lehernya yang putih bersih. Nafas Olivia terdengar agak terengah-engah. Aku meneruskan ciumanku dengan meremas dadanya yang indah. kemudian satu persatu kancing bajunya kutanggalkan, sampai dia hanya pakai BH saja. BH nya yang berukuran 36B itupun kutanggalkan.

Payudaranya yang sekal dan indah itu pun habis kuciumi. Sementara tanganku meremas-remas dengan lembut payudaranya itu. Kemudian puting payudaranya yang berwarna merah muda kuhisap dan kujilati. Oliv makin menderu nafasnya. Aku terus asyik menghisap payudaranya yang sekal itu. Tapi secara tiba-tiba aku melirik ke pintu yang sedikit terbuka, disitu kulihat Eka berdiri termangu. Aku segera menghentikan gerakanku.

Eka kemudian masuk ke kamar Oliv. Tapi Oliv cuek saja melihat kakaknya masuk kedalam kamarnya. Dia tidak berusaha menutupi tubuhnya. Malah membiarkan saja tubuhnya dalam keadaan terbuka. Aku tentu saja merasa grogi. Aku takut Eka marah kemudian melarangku main kerumahnya lagi. Tapi Eka tidak marah malah tersenyum melihat aku yang salah tingkah. Kemudian Eka bicara,

“Kamu mau kubuatkan teh Brian ?”

“Ya kak, boleh ….eh..terima kasih…”jawabku agak gugup.

Baca Juga : Cerita Seks Bersetubuh Dengan Cewek SMS Nyasar

Dalam hati aku merasa senang karena Eka tidak marah padaku. Kemudian aku keluar dari kamar dan Oliv memakai bajunya tanpa mengenakan BH lagi. Masih kelihatan payudaranya yang montok itu dibungkus baju kaos yang tipis. Aku diruang tamu ngobrol-ngobrol saja bersama Oliv dan kakaknya. Eka sama sekali tidak menyinggung kejadian tadi, dan bicara hal-hal lain.

Minggu berikutnya aku kembali datang kerumah Oliv. Setelah ngobrol-ngobrol dengan kakaknya Eka, aku kembali masuk kekamar Oliv. Didalam kami kembali berciuman. Aku mencium bibir Oliv yang harum. Oliv membalas ciumanku.

Berbeda waktu kemarinnya, kali ini Oliv agak agresif. Dia mencium bibirku dengan ganasnya. Aku juga semakin berani membuka pakaian Oliv, sehingga dia hanya memakai celana dalam saja. Aku segera menyapu lehernya yang jenjang dan putih bersih.

Oliv terlihat menggelinjang membuat aku semakin bersemangat. Nafasnya mulai terengah-engah. Ciumanku terus kearah dadanya yang montok. Aku menghisap puting payudaranya. Sungguh sangat enak rasanya. Aku menghisap puting payudaranya bergantian. Oliv makin terengah-engah.

Lalu aku membuka celana dalamnya, sehingga sekarang dia tidak memakai pakaian sehelai benangpun. Aku menjilati pahanya yang putih mulus. Jilatanku terus naik kearah vagina Oliv yang memancarkan hawa harum dan wangi.

Aku menjilat klitorisnya yang sebelumnya aku menyibakkan bulunya yang belum begitu lebat. Lama aku menghisap klitorisnya. Sampai aku merasakan cairan yang khas, mungkin dia sudah semakin teransang.

Oliv lalu mendorongku, sehingga aku berada dalam posisi telentang. Dia langsung mengarahkan bibirnya yang mungil ke penisku. Waaahhh…enak sekali … Oliv mengulum dan menghisap penisku. Aku semakin terengah-engah. Oliv pun semakin semangat mendengar desahan nafasku. Lalu aku mendorong Oliv dengan lembut agar dia segera telentang.

Oliv pun mengerti dengan keinginanku. Penisku kuarahkan kearah vagina Oliv dan memasukkannya dengan perlahan-lahan. Oliv menjerit tertahan begitu penisku masuk semua kedalam vaginanya. Aku mengangkat pantatku perlahan-lahan, dan memasukkannya. Begitu seterusnya aku lakukan, memaju-mundurkan pantatku. Oliv pun kelihatan sangat menikmatinya.

Lalu aku mengangkat kaki kiri Oliv dan tetap aku menggoyang pantatnya yang montok. Sampai akhirnya dia menjerit dengan suara yang agak keras. Dan akupun merasakan cairan hangat yang membasahi penisku didalam vaginanya. Rupanya Oliv sudah keluar. Sementara aku nampaknya masih lama untuk mencapai puncak orgasmeku. Tiba-tiba aku dikejutkan suara yang sudah aku kenal.

“Waaah..kamu kuat juga ya Brian…”

Rupanya itu suaranya Eka kakak Oliv. Rupanya dia sudah dari tadi berdiri dibelakangku memperhatikan apa yang kuperbuat bersama dengan adiknya. Aku sangat kaget sekali, dan mencabut penisku yang masih tegang dari vagina Oliv. Kupikir tadi Oliv sudah mengunci pintu kamar.

Eka segera menghampiri kami berdua. Kulihat Oliv cuek saja dan masih menikmati puncak orgasmenya. Eka duduk disamping kami dan memperhatikan punyaku yang masih tegang. Sementara aku sendiri masih jauh dari puncak orgasmeku.

Melihat situasinya seperti itu aku jadi memberanikan diriku meraih tangan Eka. Kutarik lembut tangannya dan aku segera melumat bibirnya yang lembut. Sementara tanganku langsung meremas-remas payudaranya. Sekilas aku melirik Oliv dan kulihat dia tersenyum melihat yang kuperbuat dengan kakaknya. Dia bilang,

“Naah…sekarang giliran saya yang nonton kakak ya…?”

Eka hanya menjawab dengan tersenyum saja. Nampaknya Oliv ingin aku berbuat yang sama dengan kakaknya.

Tanganku terus saja meremas-remas payudaranya dari luar. Aku segera melepaskan semua pakaian yang menempel ditubuhnya, sampai dia tidak mengenakan pakaian selembar benangpun alias bugil seperti Oliv. Aku terus melumat bibirnya.

Eka pun tidak kalah membalas ciumanku. Ciumanku terus turun ke lehernya yang putih bersih. Eka mengelinjang membuat aku semakin bersemangat saja. Aku terus menciumi payudaranya yang montok, mungkin ukurannya ada sekitar 36, aku tidak tahu persis tapi sama dengan ukurannya si Oliv.

Aku menghisap puting payudaranya dengan lahap. Aku kembali melirik Oliv dan melihat dia tersenyum manis padaku. Aku jadi semakin bersemangat saja. Sementara Eka terus saja menggelinjang keenakan. Aku terus saja menghisap puting payudara Eka.

Sementara tangan kiriku meraba-raba selangkangan Eka. Aku merasakan bulu-bulu vaginanya yang lembut. Ciumanku terus kuturunkan ke daerah vaginanya. Aku menjilati klitoris Eka dan Eka terus saja menggelinjang. Aku merasakan cairan yang khas dari vaginanya, tapi aku yakin dia belum orgasme.

Aku lalu mendekatkan penisku kedalam mulut Eka dan diapun melumat penisku dan menghisapnya. Sungguh sangat enak sekali. Lama Eka menghisap penisku yang sudah sangat tegang sekali. Aku hampir tidak tahan lagi.

Aku menyuruh Eka supaya menungging. Aku lalu mengatur posisiku di belakang Eka. Perlahan-lahan aku memasukkan penisku kedalam vaginanya. Tapi sebelum aku memasukkan penisku, Oliv bergerak mendekatiku dan tangannya menggenggam penisku.

“Biar kumasukin Brian…,”katanya.

Tapi sebelum itu dia masih sempat-sempatnya menghisap penisku. Setelah itu dia mengarahkan penisku ke kemaluan kakaknya. Dia tersenyum padaku. Eka juga tersenyum padaku. Aku semakin tidak tahan dan segera memasukkan penisku ke vagina Eka. Eka menjerit tertahan,

“Aaahh…Brian…punyamu enak sekali…sayaaang…”

Aku semakin bersemangat menggoyangkan pantatku. Sementara Oliv duduk disampingku. Aku segera meraih tangan Oliv dan aku bilang,

“Liv, sini payudaramu aku hisap…”

Oliv segera menyodorkan payudaranya kemulutku. Jadi sementara aku menggoyang Eka, mulutku menghisap payudaranya Oliv. Eka semakin histeris menjerit-jerit keenakan kugoyang vaginanya dari belakang. Aku lalu menyuruh Oliv berdiri dan mengarahkan selangkangannya ke mulutku. Aku kembali menjilati klitoris Oliv. Oliv terdengar menjerit-jerit keenakan seperti kakaknya.

Tak lama tubuh Eka menegang. Agaknya dia sudah mau keluar. Benar saja tak lama aku merasakan cairan hangat membasahi penisku yang masih menancap di vaginanya. Oliv juga masih menjerit-jerit. Aku lalu berdiri dan mengarahkan penisku yang masih tegang ke kemaluan Oliv yang berada dalam posisi berdiri dari depan. Aku mengangkat kaki Oliv dan meletakkan kakinya di pinggir tempat tidur. Aku memasukkan penisku kedalam vagina Oliv dari depan dan kugoyang-goyang, maju mundur.

Oliv kembali mendesah-desah,

“…Aaaahh…Oohhh.....Brian…kamu pintar juga juga pake gaya berdiri seperti dalam film …aaahhh…aaaakh..”mulutnya terus saja mengeracau.

Aku terus saja menggoyangnya, sementara mulutku tidak berhenti menciumi payudaranya yang montok kiri kanan bergantian dan juga menghisapnya bergantian. Oliv semakin melayang-layang kenikmatan saja. Tak lama aku juga sudah ingin keluar. Tapi sebelum aku keluar, Oliv sudah keluar duluan dan badannya mendadak jadi lemas.

Aku segera mencengkram pantatnya dan memeluk tubuhnya.” Aaaakh…”akhirnya aku keluar juga dengan perasaan yang melayang-layang. Spermaku membasahi vagina Oliv. Aku tidak kuat lagi menahan tubuh Oliv dan membiarkan dia terduduk dan akhirnya penisku pun tercabut dari vaginanya.

Eka yang dari tadi memperhatikan, kembali mendekatkan kepalanya ke penisku dan menjilati sisa sperma yang masih menempel disana. Oliv pun tidak ketinggalan, juga menghisap penisku dan menjilati sisa sperma yang masih menempel disana. Kedua kakak beradik tadi masih dengan lahap menghisap penisku bergantian.

Akhirnya kami bertiga terbaring lemas. Aku berada ditengah-tengah mereka. Tanganku masih saja bergantian meremas-remas payudara Oliv dan Eka bergantian. Mereka juga masih menikmati remasan tanganku di payudaranya. Kami sama-sama menarik nafas panjang. Lama kami terdiam.

Tiba-tiba kami dikejutkan teriakan suara panggilan.

“Eka, Oliv kalian dimana? Ini kak Silvia datang nih…kok nggak ada yang menyahutin?”

Rupanya kakaknya yang tertua datang. Eka lalu berdiri dan berkata pada Oliv,

“Liv, biar kakak saja yang menemuin kak Silvia, kayaknya dia sendirian saja kesini. Suaminya kayaknya nggak ikut tuh…”

Lalu tanpa pakaian sehelai benangpun Eka berdiri dan jalan keluar kamar. Aku kaget dan bertanya pada Oliv,

“Liv, kalau ketahuan kak Silvia bagaimana nih…?”kataku agak cemas.

Tapi Oliv hanya tersenyum saja dan mengecup bibirku sebagai jawabannya. Sementara diluar kamar, kak Silvia sangat terkejut melihat adiknya Eka menyambutnya tanpa busana sehelai benangpun.

“Eka…kamu ngapain..? Kok nggak pake pakaian…?”tanya kak Silvia.

Tapi Eka cuma tersenyum saja dan berkata,

“Nggak apa-apa kok kak…kakak nggak usah banyak tanya deh…” sambil tangannya menggandeng tangan kakaknya kekamar Oliv.QQ TERBAIK

Sesampai dikamar Oliv, Kak Silvia kelihatan terkejut melihatku dan Oliv juga tanpa pakaian. Eka segera menjelaskan,

“Kak, itu Brian pacarnya Oliv…Kakak udah kenal kan?” kata Eka.

Sementara aku masih agak cemas, takut kalau-kalau kak Silvia marah besar. Tapi rupanya Oliv mengerti perasaanku. Dia berkata pada Silvia,

“Kak ayo duduk disini, ngapain berdiri disitu. Apa kakak nggak pingin merasakan punya Brian yang perkasa ini..? Bukankah kakak dulu bilang kalau nggak pernah puas kalau main sama suami kakak…?”

Mulanya kak Silvia ragu-ragu. Tapi Eka segera menarik tangan kakaknya dan mengajaknya duduk didekatku yang juga sama-sama bugil dengan adik-adiknya. Akhirnya kak Silvia duduk juga didekatku. Eka berkata,

“Ayo Brian…kita teruskan, nih kakaknya Oliv yang paling tua udah datang. Dia nggak pernah puas kalau main. Mungkin kamu ketemu lawan tangguh…,”kata Eka bercanda.

Kak Silvia dan Oliv kulihat hanya tersenyum saja.

“Sekarang aku dan mbak Eka cuma nonton aja, kamu main sama kak Silvia…habis kami capek sih…”kata Oliv dengan manjanya.

Akhirnya aku dan kak Silvia langsung saja memulai pertarungan kami, kurebahkan tubuh kak Silvia dengan posisi mengangkang. Langsung saja ku arahkan penisku ke vagina kak Silvia dan kudorong kuat-kuat.

Auwwwhhh... Jerit kak Silvia menahan sakit dan besarnya penisku yang melebihi ukuran penis suaminya. Terus saja ku goncang2 dengan kecepatan penuh penisku yang didalam vagina kak Silvia dan kak Silvia mengerang kuat, aaahhh...aaahhh...oooohhhh... Enak sekali sayaanggg... Eemmmhhhh..

Aku semakin mempercepat goyanganku sambil tanganku meremas kedua payudara kak Silvia. Sesekali ku emut-emut payudara kak Silvia yang mengemaskan itu. Kurasakan tubuh kak Silvia mengejang-ngejang, sepertinya kak Silvia udah mau keluar, terus ku goyang dengan kencang dan kak Silvia memeluk ku dengan erat sambil kedua kakinya melilit tubuhku dengan erat, dan akhirnya kak Silvia teriak Ouuuhhh...Aaahhhhh...Yessss... Aku yang mendengar teriakan tersebut juga sudah tidak tahan lagi dan akhirnya Croottt... Croottt... Croooootttttt... aku keluar juga dengan tembakan sperma yang kuat didalam vaginanya kak Silvia. Akupun terbaring lemas begitu juga kak Silvia. 

Domino Qiu Qiu, Domino99, DominoQQ, BandarQ, Situs Poker Online, Pokerace